Sebuah Atsar dari Ibn Abbas dan Abu Darda’ r.a, berkata keduanya:
“Berfikir sesaat lebih baik dari bangun sepanjang malam”.
Malah para sahabat yang terawal pernah menyatakan bahawa:
“Berfikir sesaat lebih baik dari beribadah selama setahun”.
Berfikir dan bertafakur, aktiviti pemerhatian, penelitian tentang alam semesta, langit dan angkasa, bumi dan lautnya, malam dan siangnya, musim dingin dan panasnya, musim bunga dan luruhnya, ciptaan dan makhluknya, memerhatikan sejuzuk dan keseluruhannya, dalam semua keadaan dan situasi, ketika gembira dan sedih, suka dan marah, miskin dan kaya..
Semua perkara tersebut dan yang lain-lain amat ditekankan dalam Islam supaya diperhati dan diperhalusi seperti yang dinyatakan dalam banyak ayat al-Quran. Ia datang khusus menyatakan tentang kepentingan bertafakur dan memberi kelebihan kepada golongan yang berfikir dan memerhati dan juga mengeji orang-orang yang lalai dan lupa untuk ini. Firman Allah:
“190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (Ali-Imran: 190-91)
Nabi saw selepas turun ayat ini bersabda:
“Celakalah kepada orang membacanya tetapi tidak mahu berfikir (tentang maksud ayat atau alam ini)”.
Jelasnya, memikirkan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah akan menambahkan keimanan, keyakinan dan pengakuan tentang keagungan dan rubbubiyah Allah kepada seorang hamba. Sebaik sahaja memerhatikan keseluruhan atau sebahagian tanda-tanda kekuasaan Allah tidak mampu seseorang itu ucapkan melainkan ia berulang kali menyebutkan: “Subhanallah" (Maha Suci Allah)!!
Banyak ayat al-Quran yang mengajak kamu supaya berfikir dan bertafakur tentang apa yag disebutkan di dalam al-Quran, supaya memperbaharui iman kamu, mengagungkan Allah pada zatNya, melemahkan kekuatan nafsu yang dikuasai oleh Iblis dan syaitan yang mengajak kamu kepada kekejian dan kesombongan.
Di antara ayat yang menguatkan hujah tentang kepentingan bertafakur dan merenung kebesaran Allah, ialah firman Allah:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Al-Baqarah: 164)
“6. Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?7. Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata,8. Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)”. (Qaff: 6-8)
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?”. (At-Thariq: 5)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,”. (Al-Ghasyiah: 17)
Berfikir sesaat atau selama sesaat berfikir dan memerhati, pasti seorang hamba akan bertasbih terhadap keagungan dan kebesaran Pencipta. Penelitian itu dari dunia yang terbatas sehingga kepada alam semesta yang tiada batas, keluar dari rahsia diri yang sempit kepada angkasa yang terbentang luas yang tidak disedari pandangan mata tentang kesudahannya..dari memenuhi keinginan dan keperluan material kepada menerangi pandangan, menyucikan fitrah..lebih baik dari bangun sepanjang malam.
Memperuntukkan walau sesaat ini untuk merenung dan bertafakur, adalah tugas yang mesti bagi orang mukmin, kerana boleh memperbaharui iman, menghilangkan kerisauan dan kedukaan, mencergaskan akal dankefahaman..sesaat akan menyebabkan ruhnya bertasbih, menggerakkan pandangannya dan meninggikan pemikiran dan ideanya..
..kepada apa yang ada di langit dan bumi
..kepada apa yang berlaku pada waktu malam dan siang
..kepada kapal yang belayar di lautan
..kepada titisan air hujan yang turun dari langit
..kepada tanah yang subur selepas dilanda kegersangan dan kemarau
Kepada haiwan-haiwan tunggangan, angin, gunung, awan, semua ini..dan banyak lagi yang lain..sudah semestinya bagi seorang pendakwah yang Berjaya, seorang mukmin yang benar, sesaat digunakan pemikiran, pandangan dan akalnya untuk memerhati dengan mata hatinya, cahaya pandanganya tentulah akan terdedah di sekelilingnya “tangan” yang mempunyai kuasa, yang telah mencipta, mengadakan, membentuk dan menyempurnakan, lalu gementarlah hatinya dan terpacul dari mulutnya: “Subhanallah” (Maha Suci Allah)!!
Sesungguhnya kehidupan hati, kecerdikan fikiran, sinaran pandangan, kejujuran firasat, ketenangan jiwa, kedamaian hati, kemanisan ibadah, kelazatan taat dan kemurniaan zikir adalah perkara yang tidak mampu dimiliki melainkan setiap hamba yang bertaubat. Baginya di dalam al-Quran terdapat wirid dan cara yang menyeru pandangan dan pemerhatiannya berulang kali, satu pusingan kepada pusingan yang lain melalui ayat yang mengajak melihat alam semesta dan dirinya, keluar dari lingkungan rumah dan bangunan, udara pejabat dan bilik yang tertutup.
Allah mencela mereka yang melihat tanda-tanda keagungan Allah dengan penglihatan yang lalai dan hati yang tertutup. Firman Allah:
“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya”. (Yusuf: 105)
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”. (Al-A’raf: 179)
No comments:
Post a Comment