Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com
Image by FlamingText.com
Image by FlamingText.com

.....

.....

Saturday, March 19, 2011

Berbalaskah Cintaku...?



"Kita selalu mengucapkan cinta kepada ALLAH. Tetapi pernah tak kita terfikir, adakah ALLAH juga cinta kepada kita?"kata-kata suami di suatu petang, cukup menyentak jiwa ini.

Kuat!

Saya terdiam tidak membalas. Merenung-renung kebenaran dari bicaranya. Bukan tidak pernah terfikir, cuma selalu terlupa.

Berapa ramai manusia yang mengharap dirinya jatuh cinta, lalu setelah merasakan dirinya dicintai, membalas pula huluran kasih itu dengan cinta yang serupa. Maka jadilah mereka dua insan bercinta, saling kasih mengasihi.

Alangkah indahnya kala cinta bersemi, lebih indah bila kasih yang diberi berbalas cinta sejati.

Sebaliknya, bila cinta tidak dihirau, kasih dipandang sepi, bagai bertepuk sebelah tangan, kesakitan yang menjalar dari itu umpama menghulur sebungkus hadiah, tetapi akhirnya ia ‘mendarat’ di tempat sampah.

Sungguh pedih dan menyakitkan perasaan!



CINTA ALLAH
Namun, itu adalah tamsilan cinta sesama manusia. Tentu sahaja interpretasinya tidak sama dan sangat jauh berbeza dengan cinta kepada ALLAH Yang Maha Mencipta.

Kerana, cinta ILAHI bukan sebagaimana cinta Romeo terhadap Juliet, yang berpenghujung dengan kematiannya.

Cinta ILAHI bukan laksana cinta penuh rindu dendam dari Qais kepada Laila, sehingga hidupnya berpanjangan derita siang dan malam.

Juga, cinta ILAHI bukan umpama luahan cinta seorang jejaka kepada gadis yang diidam-idamkannya, sehingga ketika penolakan yang diterima, maka mengalirlah airmata dan hancurlah jiwa.

Sesungguhnya ALLAH SWT itu Maha Kaya. Maha suci DIA dari segala kekurangan cinta yang ada pada cinta manusia.

Andai cinta manusia banyak berakhir dengan kehancuran, rindu sesama mereka berisi kedukaan dan penderitaan, kasih yang diharapkan hanya berbalas curahan airmata dan menghancurkan jiwa, maka cinta ALLAH adalah sebalik dari semua itu.

Cinta ALLAH pasti berakhir dengan kebahagiaan.

Menyintai dan merindui-NYA berisi ketenangan dan kedamaian.

Rasa kasih kepada-NYA, walau masih mengalirkan airmata tetapi ia menghidupkan jiwa seumpama air hujan menyirami pepohonan.


Akan tetapi, berapa ramaikah yang mengambil berat akan ungkapan cinta kepada-NYA beriring rasa khuatir dan bimbang, akan berbalaskah lontaran cinta mereka kepada-NYA?







MAKNA KEHIDUPAN

Pada saya, jawapan kepada persoalan ini banyak dipengaruhi oleh bagaimana mereka menemukan hidup dan memandang nilai kehidupan.

Kita selalu mendengar beragam pendapat masyarakat ketika mereka ditanya apakah makna kehidupan di dunia ini. Sebahagian mengatakan kehidupan dunia ini ibarat pentas teater.

Pada satu-satu persembahan, beragam karektor dan watak akan dimainkan, ada peranan protagonis juga peranan antagonis. Ada orang yang kaya, ada pula orang yang miskin.

Di satu ketika lainnya, muncul peranan imam yang alim dan taat, dihangatkan pula dengan watak pembangkang, pemerintah yang zalim dan menindas rakyat. Lebih meriah setelah itu, penampilan watak penyelamat yang dijulang sebagai wira yang hebat dan lain-lain lagi. Ringkasnya, watak-watak yang diketengahkan banyak menyerupai kehidupan realiti.

Namun, apa yang ditampilkan diatas pentas teater itu hanya pura-pura, bukan satu kebenaran. Kalau ada yang kaya, dia bukan kaya sebenarnya, pun kalau ada yang miskin, kemiskinannya juga satu kepalsuan.

Justeru, bayangkan bagaimana andai kehidupan ini disamakan dengan watak para pelakon di pentas teater. Sudah pasti, kita akan mendapati orang yang taat kepada ALLAH, tapi taatnya hanya satu penyamaran. Taatnya hanya bila ada keperluan, taatnya hanya disaat ditimpa kemalangan, taatnya hanya kerana inginkan sanjungan.

Alangkah meruginya orang yang berpura-pura taat ini kerana ALLAH SWT hanya akan menerima ketaatan yang didasari keikhlasan dan ketulusan.

Tidak kurang juga, sebahagian yang lain mengatasnamakan kehidupan ini seumpama sebuah perjuangan, yang lazimnya diisi dengan sesuatu bersifat 'peperangan dan pertempuran’, sehingga mereka yang memaknai hidupnya sebegini, sering terasak dengan pengisian makna yang mereka letakkan sendiri.

Kehidupannya selalu diwarnai dengan ketidaktenangan, mereka seakan selalu merasa berhadapan dengan persaingan. Akibatnya, tidak kurang individu yang hidupnya jauh dari kedamaian, jauh dari ketenangan, juga jauh dari rasa persahabatan.



MEMAKNAI KEHIDUPAN
Memang benar, setiap orang berhak memiliki pandangan yang berbeza tentang bagaimana mereka mahu memaknakan kehidupan ini, namun andai direnung secara mendalam apalah yang ada pada sebuah panggung teater, yang wataknya hanya satu penyamaran. Apalah pula yang dapat dibanggakan pada sebuah perjuangan, andai ia sekadar pertempuran tanpa berpandu ajaran TUHAN.

Kerana itu, sudut pandang yang benar tentang kehidupan dan menepati kehendak ar Rahman adalah, kehidupan ini tidak lain hanyalah satu pengabdian kepada-NYA lantaran seorang ‘hamba’ sangat menyedari kedudukannya di sisi ‘TUAN’nya yang dipandang terhormat lagi mulia.


Firman ALLAH SWT :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Maksudnya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” ( Surah az Zaariyat ayat 56 )


Keadaan inilah yang memudahkannya untuk menerima sebarang pertanggungjawaban baik ia berupa perintah yang wajib dilaksanakan, mahupun larangan yang mesti dijauhkan.

Dia tidak terbeban ketika ALLAH SWT mewajibkan ke atas hamba-hambaNYA untuk melaksankan syari’at, bahkan ketika ALLAH menyuruhnya untuk mengorbankan harta, menahan lapar dan dahaga dan seumpamanya, maka ia dengan rela dan ikhlas melakukan itu semua tanpa keluh kesah dan rasa terdera.

Begitu juga, ketika mana ALLAH SWT memerintahkan agar menjauhkan diri dari larangan-NYA, sungguhpun perkara tersebut sangat diinginkan oleh nafsunya yang membara, ia berusaha untuk menjauhkan diri bahkan menghampirinya juga tidak sesekali.








‘UJIAN’ CINTA

Justeru itu, ALLAH SWT mewar-warkan di
dalam firman-NYA:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Maksudnya :"Katakanlah: ""Jika kamu (benar-benar) mencintai ALLAH, ikutilah aku, nescaya ALLAH mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Dan ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( Surah ali Imran ayat 31 )


Di dalam hal ini, Imam Hassan al Basri rahimahullah pernah mengungkapkan :

“Suatu kaum mengaku cinta kepada ALLAH, lalu ALLAH menguji mereka dengan ayat ini.”
(Tafsir Ibnu Kathir 2/229 )

Hakikatnya, ‘ujian cinta’ yang ALLAH letakkan pada ayat di atas sangat tepat sebagai penentu dan kayu ukur kepada kebenaran dakwaan yang dinyatakan. Berapa ramai dari manusia hari ini yang mengaku beriman dan menuturkan cinta kepada TUHAN, tetapi masih tega melanggar perintah dan larangan-NYA.

Ditambah pula kesibukan mengejar pangkat dan harta sehingga doa dan munajat kepada Yang Esa semakin sirna. Kebohongan demi kebohongan dilakukan demi meraih tumpuan dan sokongan manusia. Tidak kurang juga mereka yang berbuat kerosakan atas nama agama, memutuskan silaturrahmi, bersifat perkauman dan lebih malang, ada yang mendahulukan kehendak nafsu sendiri dari mengutamakan kehendak ILAHI.

Inikah yang digembar gemburkan sebagai menyintai-NYA?



BERBALASKAH CINTAKU?
Lantaran itu, saban kali mengungkapkan cinta pada Yang Maha Esa, rasa malu akan muncul lebih dulu. Disusuli rasa rindu berbelai tangisan hiba.

Berbalaskah cintaku?

Terkenang beberapa untaian ayat-ayat cinta-NYA, juga ingatan daripada junjungan Rasul yang mulia, sebagai panduan dan pedoman bagi menjawab persoalan yang menerpa.

Firman ALLAH SWT :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Maksudnya : “Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak ALLAH akan mendatangkan suatu kaum yang ALLAH mencintai mereka dan mereka pun mencintai-NYA, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan ALLAH, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah kurnia ALLAH, diberikan-NYA kepada siapa yang dikehendaki-NYA, dan ALLAH Maha Luas (pemberian-NYA) lagi Maha Mengetahui.” ( Surah al Maidah ayat 54 )

Dan firman-NYA lagi :


فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ

Maksudnya : “Kerana itu, ingatlah kamu kepada-KU nescaya AKU ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-KU, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-KU.” ( Surah al Baqarah ayat 151 )

Juga sabda baginda SAW yang bermaksud :

“Sesiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi ALLAH hendaklah dia mengamati kedudukan ALLAH dalam dirinya. Sesungguhnya ALLAH menempatkan hamba-NYA dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan ALLAH pada dirinya“.( Hadis riwayat al Hakim )



Akhirnya, mari kita sama-sama berdoa agar lafaz cinta yang dizikirkan, bukan sekadar manis di bibir sahaja. Bahkan, cinta itu kita buktikan melalui perakuan, perkataan dan perbuatan yang mendekat kita kepada DIA yang kita cinta :

“Ya ALLAH, sesungguhnya aku memohon kepada-MU; perbuatan yang memiliki banyak kebaikan, dan meninggalkan berbagai macam kemungkaran, mencintai orang-orang miskin dan ENGKAU mengampuni serta menyayangiku. Dan jika ENGKAU menimpakan fitnah (malapetaka) bagi suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terimbas fitnah itu. Dan aku memohon kepada-MU rasa kecintaan pada-MU, dan cinta pada orang-orang yang mencintai-MU, juga cinta pada amal perbuatan yang akan menghantarkan aku untuk mencintai-MU.” ( Hadis riwayat Ahmad )

Sesungguhnya, tiada yang lebih indah selain beroleh pengiktirafan cinta dari-NYA :

“Jika Allah mencintai seorang hamba maka DIA berfirman: “Wahai Jibril sesungguhnya aku mencintai si fulan maka cintailah dia.” (Riwayat Imam Ahmad)

Mencari dan terus mencari cinta ILAHI.
Jumpa lagi, InsyaALLAH.





Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Friday, March 18, 2011

Dalam Diam Aku Mencintaimu...



“Hai engkau yang disana..
Seandainya dirimu tahu apa yang kurasa...
 Hai engkau yang disana..
Entah apa namanya yang sedang kurasakan ini..
Dan apakah ini CINTA..? 
Bila benar ini adalah CINTA..
Maka ku ingin, agar ia tetap terjaga..
Terjaga dalam Diamku...”

Ya akhi...
Lebih baik engkau diam dalam CINTA..
Kerana yang JANTAN adalah yang diam...

Sama seperti Saidina Ali...
dalam diamnya ia mencintai  Fatimah..
dalam diamnya...
dia tak ingin membuat Fatimah terhina...
namun dalam diamnya...
dia memuliakan Fatimah....
dalam diamnya..
dia tak ingin menjerumuskan Fatimah pada api Neraka..
namun dalam diamnya..
dia telah menyelamatkan Fatimah...

Ya akhi...
dari sinilah kita harus belajar...
apa yang harus dilakukan...
jika kita sedang jatuh CINTA...

DIAM...
adalah cara untuk memuliakan orang yang kita cintai...
walaupun degup jantung menjadi cepat disaat bertemu dengannya...

DIAM...
adalah cara untuk menyelamatnya dari Api Neraka...
walaupun kita tahu bahwa rindu telah mengharu biru...

jadi DIAM lah ketika kita jatuh cinta dan biarlah ALLAH yang tahu CINTA itu...
dan jika kau sedia untuk mengatakannya...
maka segerakanlah AKADmu dengannya...
maka saat itulah diri ini bebas meraikan CINTA... 

Aku yakin akan janji-Nya dalam surah an-Nur:26...insyaAllah,semoga aku mampu menjadi muslimah yang solehah, sebelum aku mendapat muslimin yang soleh.





Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

8 Anugerah


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Jangan Malas!


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Saturday, March 12, 2011

Buat Mereka yg Sedang Diuji Sang Khaliq...





"Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar, iaitu orang-orang yang ketika musibah, mereka berkata: "Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali".Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya,dan mereka itulah orang yang mendapat petunjuk".(Al-Baqarah:155~157)

"Dan janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamu orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang beriman."(Ali-Imran:139)

Sejak kebelakangan ini, diri seakan hilang semangat.Namun kutabahkan diri ini untuk menghadapinya.Kadang terasa seolah-olah diri ini keseorangan di celah-celah manusia yang ramai.
Kadang serasa hampir-hampir ku tersungkur menyembah bumi dek kerana kesibukan, kelelahan dan kepenatan mengejar rutin harian. Namun cepat kusedari,..."ah, baru sedikit aku diuji oleh-Nya"...Nyata sekali diri ini masih belum cukup kuat dan ampuh untuk menghadapi dugaan ini berseorangan.Ya,aku tidak keseorangan.Aku punya tempat mengadu yang sentiasa ada disitu,yang takkan menghampakan aku tika aku mengadu segalanya pada-Nya, DIA yang bisa menenangkan hati ini tatkala aku berbicara dengan-Nya...itulah Al-Khaliq...Sungguh, hanya dengan mengadu pada-Nya membuatkan hati ini tenang, bak bumi gersang disimbah hujan rahmat.Alhamdulilllah...Kupanjatkan kesyukuran kepada-Nya,Tuhan Rabbul Jalil.Benarlah, hanya dengan mengingati Allah,hati akan merasa tenang.

Sungguh hamba-Mu yang kerdil dan hina ini insaf ya Allah.Betapa setiap dugaan yang Kau berikan itu tak lain dan tak bukan telah lebih mendekatkan lagi aku dengan-Mu. Fitrah orang mukmin tatkala dilanda kesedihan pasti hati cenderung untuk kembali kepada-Nya.Sungguh aku bersyukur di atas nikmat iman yang dikurniakan oleh-Mu,ya Allah, ya Rahman,ya Rahim...

Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:
"Orang yang sangat banyak mendapat ujian itu adalah para nabi,kemudian baru orang yang yang lebih dekat darjatnya kepada mereka.Orang diuji menurut tingkat ketaatannya kepada agamanya.Jika sangat kuat dalam beragama maka sangat kuat pula ujian yang menimpanya,bila lemah dalam agamanya,maka diuji pula oleh Allah sesuai dengan tingkatan ketaatannya kepada agamanya.Demikianlah ujian itu sentiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan di atas muka bumi dalam keadaan tidak berdosa."
(Hadis riwayat at-Tarmizi)

Dari hadis di atas dapatlah disimpulkan bahawa musibah atau cubaan yang diturunkan Allah kepada hamba-hambanya adalah bertujuan:

1. Untuk membersihkan dan memilih, mana orang mukmin yang sejati dan mana orang munafik.
2. Untuk mengangkat darjat serta menghapuskan dosa.
3. Untuk melihat sejauh mana kesabaran dan ketaatan seorang hamba.
4. Untuk membentuk dan mendidik keperibadian manusia sehingga menjadi umat berbudi tinggi.
5. Sebagai latihan, supaya manusia terbiasa menerima ujian dengan demikian akan bertambah kesabaran, kuat cita-cita dan tetap pendiriannya.
Ubat Hati ada lima..
Yang pertama,baca Quran dan maknanya..
Yang kedua, dirikanlah solat malam..
Yang ketiga, berkumpullah dengan orang-orang soleh..
Yang keempat, perbanyakkanlah berpuasa..
Yang kelima, perbanyakkanlah berzikir...




Selagi kita bernafas di atas muka bumi ini,selagi itulah kita akan diuji...kita hanyalah makhluk-Nya yang cuma menumpang seketika di alam fana ini, berkelana menuju destinasi yang pasti,,,,lalu mengapa terlalu mendambakan kesenangan yang sementara. Dunia ini bukankah tempat ujian semata?

Tuhan kupohon kepada-Mu diberi sekelumit kekuatan dan kesabaran buatku menempuh hari-hari mendatang yang pastinya akan lebih mencabar.Kupujuk hati ini,"Sabarlah wahai hati,cuma untuk beberapa waktu sahaja lagi, mentari pastinya kan muncul lagi.Wahai hati,jangan bersedih lagi.Senyumlah dan tabahlah menghadapi hari-hari, demi mengejar sinar di hujung destinasi".




Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed